Bpaysu mengucapkan Hari pos telekomunikasi 2021 |
Bpaysu mengucapkan Hari pos telekomunikasi 2021
Sebagai tradisi akan dilaksanakan peringatan Hari Bhakti Postel ke-71 Tahun 2016, mari kita menengok sejarah mengapa setiap tanggal 27 September dijadikan sebagai Hari Bhakti Pos dan Telekomunikasi. Berikut tulisan yang pernah dimuat pada tanggal 27 September 2006 oleh Humas Ditjen Postel sebagaimana dikutip dari Sejarah Pos dan Telekomunikasi di Indonesia. Ucap selamat ariady
Tanggal 27 September yang setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Bhakti Postel oleh semua pegawai di jajaran pos dan telekomunikasi bertolak dari diambil-alihnya Jawatan PTT dari kekuasaan pemerintahan Jepang oleh putra putri Indonesia yang tergabung dalam Angkatan Muda Pos Telegrap dan Telepon yang disingkat AMPTT pada tanggal 27 September 1945.
Dengan digerakkan oleh Soetoko, AMPTT yang pada saat itu belum mempunyai pengurus, pada tanggal 3 September 1945 mengadakan pertemuan. Para pemuda AMPTT yang hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Soetoko, Slamet Soemari, Joesoef, Agoes Salman, Nawawi Alif dan beberapa pemuda lainnya. Untuk merealisasikan pemindahan kekuasaan, dalam pertemuan tersebut disepakati bahwa Kantor Pusat PTT harus sudah dikuasai paling lambat akhir bulan September 1945.
Proklamasi Kemerdekaan sudah berlangsung selama satu bulan. Para pemuda berusaha mendekati Jepang supaya menyerahkan kekuasaan di Kantor PTT karena Komandan Pasukan Jepang menginstruksikan bahwa penyerahan Kantor Pusat PTT harus dilakukan oleh sekutu. Oleh karena itu, rencana untuk merebut Kantor Pusat PTT harus lebih dimatangkan dan dirahasiakan.
Pada tanggal 23 September 1945 Soetoko berunding dengan Ismojo dan Slamet Soemari yang menghasilkan sebuah keputusan yaitu meminta kesediaan segera dari Mas Soeharto dan R. Dijar untuk menuntut pihak Jepang supaya menyerahkan kekuasaan PTT secara damai, akan tetapi jika pihak Jepang tidak mau menyerahkannya, akan ditempuh jalan kekerasan dengan kekuatan yang ada dan bantuan dari rakyat. Setelah kekuasan direbut, mereka berencana untuk mengangkat Mas Soeharto menjadi Kepala Jawatan PTT dan R. Dijar sebagai Wakilnya.